angan adalah daun bambu kering di samping rumah,
yang mengambang, menari ditiup angin,
lalu pelan jatuh ke tanah.
Langit digulung awan berat
sampai ia membungkuk dan meneteskan air mata.
Cukupkan saja untuk meniupkan sejuk,
dan tak menjadi deras yang terlalu menghanyutkan.
Sementara secangkir kopi latte di tanganku
adalah kenikmatan langka,
untuk lambungku yang tak lagi bisa
setiap hari menahan asamnya.
Ketika sore berteman hujan dan kopi,
aku menunggu kabar darimu.
Ingin aku bertanya,
“Apa aku adalah hujan dan kopi bagimu?”
September, 2014